The Bookaholic Club
Poppy D. Chusfani
GPU, Oktober 2007
192 Hal.
Empat orang remaja tidak sengaja berkenalan dan jadi sahabat karena kesukaan mereka terhadap buku. Remaja berusia 16 tahun ini, sama-sama tinggal di sebuah kompleks elit, sama-sama bersekolah di sekolah yang elit, sama-sama ‘dikucilkan’ dari pergaulan karena dianggap aneh, kecuali Erin, si murid baru yang cantik, yang segera ‘digaet’ Luana, cewek cantik yang merasa paling top dan oke sesekolah.
Tapi, ternyata, Erin gak merasa nyaman berada di kelompok popular di sekolahnya, ia merasa gak menjadi dirinya sendiri, dan merasa harus berpura-pura jadi berdandan dan bersikap ala Barbie demi menyenangkan orang tuanya.
Satu-satunya yang membuatnya tertarik dengan sekolah barunya, adalah perpustakaan yang besar dan lengkap banget. Itu juga yang membuatnya tertarik untuk pergi ke pesta yang diadakan di rumah Des. Konon kabarnya, di rumah Des ada perpustakaannya. Dengan beribu cara, Erin berusaha melarikan diri dari Luana dan teman-temannya.
Des, anak tuan rumah yang harusnya juga beredar di pesta itu, ternyata malah ngumpet di perpustakaannya. Toh, menurutnya, ini pesta orang tuanya, bukan pestanya meskipun banyak teman-teman satu sekolahnya yang datang. Tadinya, Erin yang tiba-tiba saja muncul di perpustakaan pribadinya dianggap sebagai mata-mata gank Luana, agar mereka punya bahan ejekan lain untuk dirinya. Tapi, dengan kemampuannya membaca pikiran orang, Des pun yakin, Erin tidak bermaksud jahat. Yup…. Selain punya kemampuan membaca pikiran orang, Des adalah seorang penyihir.… Menurut garis keturunannya, Des punya nenek moyang penyihir, dan hanya perempuan-lah yang bisa jadi penyihir. Sebuah rahasia yang disimpan rapat-rapat oleh Des dan keluarganya kalau gak mau semakin dijauhi dari pergaulan.
Tapi, ternyata, tidak hanya Des dan Erin yang bosan dengan yang pamer kemewahan itu. Muncul Tori yang gagap, si penyuka buku-buku arkeologi dan Chiara, yang bisa melihat hantu dan melihat aura seseorang. Kejadian ini membuat mereka mulai dekat dan mencairkan sikap kaku mereka.
Suatu hari mereka berempat berkunjung ke sebuah toko buku langka di kawasan Pecinan milik Kakek Lim. Misteri dimulai ketika Kakek Lim memberikan sebuah buku bersampul hitam kepada Des. Kata Kakek Lim, buku itu peninggalan nenek moyang Des, seorang penyihir bernama Katrina, yang berbuat kesalahan dengan menyerahkan jiwanya kepada setan demi mendapatkan kekuatan yang lebih besar. Katrina sudah membuka jalan bagi setan. Sudah terlambat bagi Katrina untuk mengembalikan Bayangan gelap itu ke dunianya, sehingga akhirnya Katrina meninggal. Setiap seratus tahun sekali sebuah portal akan terbuka, dan Bayangan akan meminta darah keturunan Katrina.
Tugas Des-lah, untuk mengembalikan Bayangan ke dunia gelap tempatnya berasal. Des seolah dituntut untuk menjadi superhero. Dibutuhkan darah tiga orang lainnya untuk menghancurkan kekuatan Bayangan itu.
Menarik juga tema teenlit yang satu ini. Beda banget dari yang lain-lainnya. Kecintaan pada buku, dikombinasikan dengan sebuah cerita fantasi. Cerita fantasi ternyata gak harus bertokoh atau berpenampilan kuno. Tebak-menebak siapa yang jadi media si Bayangan Gelap asyik juga. Gue pikir si tokoh pasti deh, orang yang cukup akrab di antara anak-anak tersebut.
Akhir cerita yang menampilkan Spunk, kucing milik Des, seolah-olah membuat cerita ini bakal ada lanjutannya. Betulkah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan cuma blogwalking atau baca yaa, komennya hehe.